Turunnya qur’an ada tiga cara yaitu:
1. 1. Turun Di Lauh Mahfudz
“bahkan yang di dustakan itu ialah al-Qur’an yang mulia, yang
tersimpan di Lauh Mahfudz.(QS Al-Buruj 21-22)
Wujudnya Al-Qur’an
di Lauh Mahfudz adalah dalam suatu cara dan tempat yang tidak bisa
diketahui kecuali oleh Allah sendiri. Dalam lauh Mahfudz Al-Qur’an berupa
kumpulan lengkap tidak terpisah-pisah.
2 2. Turunnya Qur’an Sekaligus
Allah berfirman dalam kitabnya:
شَهْرُ رَمَضَا نَ الَّذِيْۤ اُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْاٰ
نُ هُدًى لِّلنَّا سِ وَ بَيِّنٰتٍ مِّنَ الْهُدٰى وَا لْفُرْقَا نِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ
مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَـصُمْهُ ۗ وَمَنْ کَانَ مَرِيْضًا اَوْ عَلٰى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ
مِّنْ اَيَّا مٍ اُخَرَ ۗ يُرِيْدُ اللّٰهُ بِکُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيْدُ بِکُمُ
الْعُسْرَ ۖ وَلِتُکْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُکَبِّرُوا اللّٰهَ عَلٰى مَا هَدٰٮكُمْ
وَلَعَلَّکُمْ تَشْكُرُوْنَ
"Bulan Ramadan adalah (bulan) yang di dalamnya diturunkan
Al-Qur'an, sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang benar dan yang batil). Karena itu, barang
siapa di antara kamu ada di bulan itu, maka berpuasalah. Dan barang siapa sakit
atau dalam perjalanan (dia tidak berpuasa), maka (wajib menggantinya), sebanyak
hari yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki
kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu. Hendaklah kamu
mencukupkan bilangannya dan mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan
kepadamu, agar kamu bersyukur."
(QS. Al-Baqarah 2: Ayat 185)
اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ
"Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur'an) pada malam
qadar."
(QS. Al-Qadr 97: Ayat 1)
اِنَّاۤ اَنْزَلْنٰهُ
فِيْ لَيْلَةٍ مُّبٰـرَكَةٍ اِنَّا كُنَّا مُنْذِرِيْنَ
"sesungguhnya
Kami menurunkannya pada malam yang diberkahi. Sungguh, Kamilah yang memberi
peringatan."
(QS. Ad-Dukhan
44: Ayat 3)
Ayat di atas tidak bertentangan,
karena malam yang diberkahi adalah malam lailatul qadar dalam bulan ramadhan.
Tetapi lahir ayat-ayat bertentangan dengan kejadian nyata dalam kehidupan
Rasulullah, dimana Qur’an turun kepadanya selama 23 tahun. Dalam hal ini, para
ulama mempunyai tiga mazhab pokok:
a.
Mazhab pertama, pendapat ibn Abbas
dan sejumlah ulama serta yang dijadikan pegangan oleh umumnya ulama. Yang
dimaksud dari turunya Qur’an dalam ayat diatas ialah turunnya Quran sekaligus
ke Baitul ‘zzah dilangit dunia agar para malaikat menghormati kebesarannya.
Kemudian sesudah itu Qur’an diturunkan
kepada Rasul kita Muhammad saw secara bertahap selama 23 tahun sesuai dengan
peristiwa dan kejadian sejak ia di utus sampai wafat. Ia tinggal dimekah
sesudah diutus selama 23 tahun dan sesudah
hijrah tinggal medinah selama 10 tahun. Ibn abbas berkata: “rasulullah
diutus diusia 40 tahun, ia tinggal di mekah pada usia 13 tahun dan saat itu
wahyu turun kepadanya. Kemudian ia diperintah untuk hijrah selama 10 tahun dan
ia wafat pada usia 63 tahun”.
b.
Mazhab kedua, yaitu yang
diriwayatkan oleh asy-sya’bi, turunnya Qur’an dalam ayat diatas ialah permulaan
turunnya quran kepada rasulullah saw. Permulaan turunnya Qur’an ini dimulai
pada malam lailatul qadar di bulan Ramadan yang merupakan malam yang diberkahi.
Kemudian turunnya itu berlanjut secara bertahap sesuai dengan kejadian dan
peristiwa selama 23 tahun.
c.
Mazhab ketiga, berpendapat bahwa
Qur’an diturunkan kelangit selama 23 malam lailatul qadar, yang ada setiap
malamnya selama malam lailatul qadar itu ada yang ditentukan Allah untuk
diturunkan setiap tahunnya. Dan jumlah wahyu yang diturunkan kepada rasulullah
saw secara berangsur-angsur sepanjang tahun. Mazhab ini adalah hasil ijtihad
sebagai mufasir. Pendapat yang tidak mempunyai dalil.
Mazhab pertama dan kedua dengan
dalil-dalil yang sahih dan dapat diterima ,mazhab yang kedua tidak bertentangan
dengan mazhab yang pertama.
3. 3. Turunnya Qur’an secara Bertahap
Allah berfirman:
وَاِ نَّهٗ لَـتَنْزِيْلُ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ ۗ
نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَ مِيْنُ ۙ
نَزَلَ بِهِ الرُّوْحُ الْاَ مِيْنُ ۙ
عَلٰى قَلْبِكَ لِتَكُوْنَ مِنَ الْمُنْذِرِيْنَ ۙ
بِلِسَا نٍ عَرَبِيٍّ مُّبِيْنٍ ۗ
“dan qur”an ini
benar-benar diturunkan oleh tuhan semesta alam;dia dibawa turun oleh ar-Ruhul
Amin (jibril) ke dalam hatimu (Muhammad ) agar kamu menjadi salah
seorang diantara orang-orang yang memberi peringatan; dengan bahasa arab yang
jelas”. (asy-syu’ara’[26]:192-195)
Ayat diatas
menyatakan bahwa al-Qur’anul Karim adalah kalam Allah dengan lafalnya yang
berbahasa arab; dan bahwa jibril telah di turunkannya di hati Rasulullah saw,
dan turunnya ini bukanlah turun yang pertama . tetapi yang dimaksud adalah
turunnya Qur’an secara bertahap. Ungkapan (menurunkan) dalam ayat diatas
menggunakan kata Tanzil bukannya Inzal. Ini menunjukkan bahwa turunya itu
secara bertahab dan berangsur-angsur. Ulama bahasa membedakan dalam arti umum antara
inzal dengan tanzil. Tanzil berarti turun secara berangsur-angsur
sedangkan inzal hanya menunjukkan turun atau menurunkan.
Qur’an turun
secara berangsur-angsur selama 23 tahun, t13 di mekah sesuai pendapat yang kuat
dan 10 tahun di madinah. Penjelasan turunnya secara berangsur-angsur terdapat
dalam firman Allah:
Allah SWT berfirman:
وَقُرْاٰ نًا فَرَقْنٰهُ لِتَقْرَاَ هٗ عَلَى النَّا
سِ عَلٰى مُكْثٍ وَّنَزَّلْنٰهُ تَنْزِيْلًا
“dan qur’an itu telah kami
turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu membacakannya perlahan lahan kepada
manusia dan kami menurunkannya bagian demi bagian” (al-Isra[17]:106)
Penelitian
terhadap hadis-hadis sahih menyatakan bahwa qur’an turun menurut
keperluan,terkadang turun 5 ayat, terkadang 10 ayat, terkadang lebih banyak
dari itu atau lebih sedikit. Terdapat hadis sahih yang menjelaskan 10 ayat
telah turun sekaligus karena berita bohong tentang Aisyah. Dan telah turun pula
10 ayat dalam permulaan Surah Mukminun secara sekaligus. Dan telah turun
pula,….yang tidak mempunyai alas an (gaira ulid darari) yang
merupakan bagian dari suatu ayat.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qattan,Manna’Khalil diterjemahkan dari bahasa arab oleh Mudzakir AS, Studi Ilmu-Ilmu Qur’an,-- cet.12—Bogor:Pustaka Litera AntarNusa,2009.